Salut untuk RSHS

Dua tahun yang lalu, anak saya, Fauzan dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (RSHS). Tadi malam, terpaksa menginap lagi di sana karena diduga terkena Demam Dengue (DD). Terbayang peristiwa dua tahun yang lalu ketika saya harus bersitegang dengan beberapa orang perawat. Ternyata, kenangan buruk itu tidak terjadi bahkan yang hadir adalah sebuah kekaguman. Sesuatu yang jarang sekali saya dapatkan di negara Indonesia. Apa itu?

Ya, RSHS sekarang berbeda dengan dua tahun yang lalu. Rumah sakit pemerintah terbesar di Kota Bandung ini sekarang lebih profesional. Ada beberapa perubahan yang sangat bermanfaat bagi kami, keluarga pasien, mulai dari penanganan pasien hingga kemudahan mendapatkan informasi.

Yang pertama adalah soal penanganan pasien. Dua tahun yang lalu, kami harus menunggu lebih dari empat jam, hanya untuk mendapatkan kamar rawat inap saja. Kami tidak terlalu mempermasalahkan lamanya waktu menunggu tetapi penanganan pertama terhadap pasien gawat. Saat itu anak kami terkena campak dan diare akut hingga mengalami dehidrasi. Kami tahu bahwa hanya dengan masuknya cairan lewat infus saja yang bisa membuatnya tidak mengalami hal yang lebih buruk. Sekarang, anak kami langsung ditangani oleh dokter jaga di Unit Gawat Darurat. Proses pendaftaran rawat inap dilakukan sambil dilakukan penanganan terhadap anak saya sehingga hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam saja untuk memasuki ruang rawat inap.

Yang kedua adalah keramahan dan kejelasan tentang penyakit pasien. Sudah merupakan hal yang wajar jika kami, orang tua pasien, bersikap cemas terhadap kondisi anak kami. Tadi malam, kecemasan itu berkurang setelah melihat kegesitan dan keramahan tim dokter dalam menangani pasien anak. Kami menjadi tenang setelah mengetahui bahwa mereka bertindak profesional.

Ketiga, kejelasan informasi spasial. Dua tahun lalu, kami tidak tahu sama sekali tentang denah bangunan. Kami harus berputar-putar untuk menuju ruang rawat inap bagian anak. Ditambah lagi dengan banyaknya orang lalu-lalang yang membuat kami mudah kehilangan orientasi. Kini, di hampir setiap bagian rumah sakit ada peta. Walaupun kecil dan ditempatkan di tempat yang tidak terlalu strategis untuk dilihat, informasi yang ditampilkan dalam peta sudah cukup membantu. Di situ terlihat simbol yang menunjukkan posisi kita berada. Seandainya ada peta utama yang besar diletakkan di pintu masuk maka informasi spasial yang disampaikan akan lebih jelas.

Yang keempat adalah kafetaria. Berbeda dengan dua tahun lalu, kini kami dapat menikmati kafetaria yang ada di bagian depan rumah sakit. Kafetaria ini buka 24 jam, dengan pelayanan yang ramah pula. Walaupun harganya sedikit tidak ramah tetapi keberadaannya dan jaminan kebersihannya membuat kami lebih nyaman. Ah, seandainya di sana juga disediakan layanan internet gratis šŸ˜€ .

RSHS kini telah menjelma menjadi sebuah rumah sakit yang lebih profesional. Saya yakin apa yang saya lihat sekarang hanyalah sebagian kecil dari perubahan. Mudah-mudahan masih banyak lagi perubahan ke arah yang lebih baik di masa mendatang. Misalnya mengenai penanganan terhadap orang-orang yang merokok di areal rumah sakit juga kebijakan tentang keluarga pasien yang menemani pasien di ruang rawat inap.

12 responses to “Salut untuk RSHS

  1. Haduh…kok bisa masuk lagih? semoga cepet sembuh deh Fauzan. Meski pelayanannya sudah lebih prof, tetep deh lebih baik jangan betah-betah amat di sana, kecuali terpaksa.

    Tapi dasar bapaknya orang spatial…anggeur we..aya bahasa spasial :))

    Suka

  2. jadi kenapa gak elu tawarkan untuk bikin spasial aja buat RSHS man? hehehe… lumayan tuh šŸ˜€

    Suka

  3. Mas Dud, kok tahu sih? Ujung2nya pengen ke sana.. Hihi

    Suka

  4. sing enggal damang ah murangkalih na. keramahan= nganggo acuk sae teu kadituna?
    spasial= hmm.. gara ngatri ah.:-D

    Suka

  5. Salam kenal mas.. Moga cepet sembuh.. Nich di telpa anak saya biar gak sakit lagi šŸ™‚

    Suka

  6. mas imam, salam kenal juga. šŸ˜€

    Suka

  7. iya bener kang firman. 4 minggu yg lalu saya diopname. udah lumayan lebih baik dari sebelumnya.memang sayang sekali ga ada hotspot. Pan lumayan lamun pasien ngga ada yg nugu dia bisa ngenet gretong hehehe

    Suka

  8. Ya…kami semua bangga akan pelayanan RSHS yang makin berkualitas semoga Visi dan Misiya dapat tercapai dimasa yang akan datang

    Suka

  9. Pak. Yth. Mau nanya kl. rawat inapnya di kelas mana VVIP, VIP, Kls I (Ok). Tp kalau Kls II, Kls III. Mungkin yang Bapak tuju adalah kelas VVIP, VIP atau Kls. I, coba bpk lihat dan rasakan kalau putra Bpk di rawat inap atau pelayanan medis di kelas III sudah mahal “ruangannya” dan pelayanan juga kurang memuaskan apalagi yang pakai askeskin mengerikan (U/Perbaikan). smoga putra Bapak cepat sembuh dan jangan masuk lagi rumah sakit.

    Suka

  10. Ruang Bedah RBB 18 coba perhatikan dan Kepada Pihak manajemen RSHS, perhatikan Juga Manajemen Waktu Pelayanan masa belum waktu Istirahat Sudah Istirahat.

    Suka

  11. pak yan. saya coba melihatnya secara global. kalau di bagian pendaftaran dan bagian gawat darurat, petugasnya sudah cukup sigap nampaknya. memang masalah keramahan itu biasanya tergantung dengan kelasnya. hanya saja yg saya rasakan, dua kali dirawat di ruang yang sama, pelayanannya berbeda. tahun belakangan lebih baik dibanding tahun sebelumnya

    Suka

  12. salam kenal…
    aku mau sharing ttg proses penanganan pasien di RSHS di poliklinik beda…asyik cepat tanggap..walaupun terdapat sedikit kesan “marah2″…mngkin lgi BT dokternya.. ya mngkin bisa dimaklumi karna banyak antrian…dan sisi ayiknya banyak suster cantik cuy…hehe

    Suka

Tinggalkan Balasan ke dudi Batalkan balasan